28/03/2024

Kekonsistenan profesi

Tadi, saat saya pulang dari sekolah... ban motor saya menunjukkan tanda-tanda bocor. Kempes, tapi tetap saya naiki motor saya sampai menemukan tukang ban yang letaknya lumayan jauh bila ditempuh dengan cara mendorong motor. Setelah dicek oleh seorang ahli tambal ban, benarlah dugaan saya bahwa ban tersebut bocor. "Bocor alus," ujar si ahli tambal ban.

Melihat tukang tambal ban bekerja, saya teringat banyak orang sejenis tetap setia dengan pekerjaannya. Maksudnya, ada orang-orang tertentu yang tetap bekerja di bidang yang sama dalam waktu yang lama. Saya belum pernah bertanya pada mereka yang bekerja demikian tetap melakukan profesinya bertahun-tahun tanpa beralih menjadi seseorang yang berprofesi lain. Hanya saja... saya melihat orang-orang demikian konsisten bekerja di bidang yang sama.

27/03/2024

Nasib para buku

Belum genap 10 tahun saya menemukan "circle" atau orang-orang yang suka baca di instagram. Akan tetapi saya bersyukur sudah mencoba membuat akun di aplikasi itu yang memberikan kesempatan saya mengenal beragam genre buku, khususnya fiksi. Maklum, di dunia nyata... saya tidak banyak bertemu pembaca buku. Beberapa teman kuliah saya juga suka buku, tapi tidak banyak rekan kerja yang pembaca buku.

Keluarga saya pembaca buku, tapi tidak semua. Ayah saya suka baca, tetapi saya mengenal banyak bacaan dari kakek saya--ayahnya ibu saya. Lebih tepatnya, saya tahu buku-buku Hamka dari koleksi beliau dengan ejaan lama. Kurang lebih 3 tahunan saya tinggal bersama kakek nenek saya ketika saya mengenyam sekolah dasar+diniyah di tingkat akhir, dan pulang ke rumah orang tua saya saat sabtu sore. Selama itulah saya yang punya jiwa "kepo" suka mencari bacaan anak-anak seperti majalah mentari dan komik lawas nabi-nabi --yang saya lupa penerbitnya-- di antara buku-buku Islam yang susah saya mengerti saat itu. 

26/03/2024

Keinginan yang terkabul

Perkara keterkabulan keinginan sebenarnya sifatnya misterius. Saya makin menyadari hal ini setelah "perjalanan istimewa". Tentu apa yang saya tuliskan ini subjektif, apalagi saya hanya sekali saja melakukan perjalanan istimewa ini. Beda lagi bila tulisan ini disusun oleh orang yang berkali-kali ke baitullah atau bahkan tinggal di sekitar sana sehari-harinya seperti halnya para tour leaders dan muthawif

Dari sekian doa yang saya panjatkan di baitullah, saya merasakan ada doa-doa yang terkabul secara instan, ada yang ditunjukkan keterkabulannya setelah sekian waktu, dan ada yang terasa keterwujudannya dalam bentuk lain yang belum mampu saya kenali apa wujudnya. Untuk yang terakhir ini tentu tatarannya dalam bentuk keyakinan. Semacam, saya yakin Allah mendengar doa saya, hanya saja Allah memberikan apa yang saya minta dalam wujud lain atau sesuatu yang lebih baik dari sekadar apa yang saya mohonkan. Wallahualam

25/03/2024

Pelajaran Favorit

Hampir semingguan ini, saya memberikan tugas projek kepada beberapa kelas di semester 2 berkaitan dengan Bab Analisis Data. Dari sebuah kelas, saya memperoleh kesimpulan sementara bahwa pelajaran-pelajaran yang menurut saya menarik tidak menjadi pelajaran favorit para siswa. 😂

24/03/2024

Couple goals

Sebenarnya, saya sudah merasa senang dengan eksplore instagram saya akhir-akhir ini. Setelah saya menyadari isi eksplore instagram terpengaruh atas apa yang disukai atau diikuti oleh orang-orang yang saya follow, saya lebih sering memfilter ulang sesiapa saja yang perlu saya follow di instagram. Akhirnya saya mendapatkan banyak rekomendasi akun yang bisa saya follow atau sekadar dilihat-lihat. Sayangnya, saya melupakan yang namanya tren 😅. Tentu saja tren bisa menarik banyak orang untuk menyukai atau bahkan memfollow konten kreator tertentu, yang hasilnya bisa muncul di eksplore instagram saya. Salah satu tren yang muncul akhir-akhir ini adalah reels dengan lagu "Kita bikin romantis". Uhuk. 

Seperti judul lagunya, isi reelsnya jelas mendukung si lagu. Tentang sepasang manusia yang bergandengan tangan, atau saling tersenyum satu sama lain. Rata-rata pasangan dalam reels ini sudah menikah. Keduanya terlihat memakai pakaian yang "islami", seperti berhijab, berjubah, tidak jarang juga perempuannya bercadar... dan membuat saya merasa "wih kayaknya nih pasangan cocok banget ya, baju-bajunya selaras, sama-sama good looking, dan sepertinya amat sebanding lah background agamanya". Pantas saja yang nge-like banyak, followernya banyak, postingannya pun sering membahas cinta setelah menikah dan sejenisnya. Pokoknya "couple goals" bangetlah terlihat serasi, romantis, dan cocok sebagai bahan menyemai angan-angan untuk menjadi pasangan yang seperti itu. Singkat kata, saya mudah saja menilai pasangan-pasangan tersebut bisa menjadi sosok "couple goals" berdasarkan dugaan saja, saya tidak tahu kenyataannya. Apa yang terlihat mata tak selamanya bernilai benar, kan? 😃

23/03/2024

Waktu dalam sehari

Ada yang bilang lama pendek waktu adalah relatif. Saya lupa sumbernya. Yang jelas... kalau orang sedang "ngga ngapa-ngapain" akan merasa perubahan jam tertentu ke jam yang lain bisa terasa lama dalam sehari, berbeda dengan orang yang sedang mempunyai banyak aktivitas dalam sehari. Orang demikian pasti merasa sehari tidak cukup 24 jam.

Sepertihalnya saat ramadan, saya sebenarnya penasaran tapi enggan menanyakan ke orang-orang tentang bagaimana waktu ramadan mereka dibanding dengan waktu di luar ramadan. Dugaan saya ... ramadan merupakan masa dengan kepadatan aktivitas yang tinggi dibanding selain ramadan. Itu dugaan saya... kenyataannya... saya belum berkenan menanyakan ke banyak orang karena jawabannya akan sangat relatif dan bisa menumbuhkan aktivitas curcol. Iya kalau pembicaraannya positif, kalau malah mengajak adu nasib ya sebaiknya dihindari sejauh mungkin.😅

22/03/2024

Lindu

Nanti sore sekitar jam 4, para guru dan karyawan akan melaksanakan rapat dinas dan dilanjutkan acara buka puasa bersama di sekolah. Sebagian besar guru dan karyawan pulang lebih awal beberapa saat setelah murid pulang, tetapi saya memutuskan untuk tetap stay di sekolah. Maklum, saya merasa mager untuk balik ke sekolah kalau sudah pulang ke rumah. Saya memilih untuk membawa baju ganti dan keperluan lain sambil menyusun kisi-kisi ujian tulis dan persiapan supervisi esok hari. Lumayan, saya akan berusaha produktif  untuk 3-4 jam ke depan. 😃

Nah, ketika beberapa ibu guru  menyapa saya sambil menyarankan menata kursi di ruang guru agar bisa dipakai saya tidur siang... kami dikejutkan dengan adanya lindu. Tepatnya, beberapa menit sebelum azan salat zuhur berkumandang. Badan saya tidak merasakan getaran apa-apa dengan posisi duduk, tapi saya melihat cermin persegi panjang yang tergantung di dinding berayun ke kanan dan ke kiri. Ibu-ibu yang tadi menyapa saya lebih histeris lagi. Mereka merasakan goyangan dalam posisi berdiri. Otomatis, mereka berteriak dan menyuruh saya segera keluar dari ruang guru. Saat berada di luar ruang guru dan masih berada di selasar gedung pun .... saya masih mendengar teriakan agar segera bergeser ke ruang terbuka, asal tidak di bawah bangunan. Kemudian saya pun teringat ada keluarga saya di rumah. Saat membuka wa, ternyata grup alumni rekan kuliah pun ramai tentang berita Gempa di Tuban dan dampaknya terasa di hampir seluruh Jawa Timur. Alhamdulillah, kondisi keluarga di rumah dan teman-teman saya di grup wa aman semuanya.

21/03/2024

Random Things

Hari ini saya bingung akan menuliskan apa. Di satu sisi saya ingin menuliskan cara mencari ide untuk menulis cerita memanfaatkan chat gpt dan sejenisnya. Bahasan ini muncul saat saya selesai berkonsultasi masalah materi HTML pada koordinator mapel, dan beliau bercerita tentang ingin membuat komik lalu berakhir dengan sharing pengalaman beliau tentang hasil karya menggunakan chat gpt dan bing. Jelas saja pembicaraan itu menarik karena saya ingin mencoba seberapa "oke" chat gpt untuk menghasilkan ide-ide menulis yang orisinal dan kreatif. Memang masalah orisinal masih dipertanyakan, hanya saja... saya berharap bakal muncul ide-ide yang belum pernah saya pikirkan atau baca setelah menggunakan chat gpt. Di sisi lain, saya harus memanfaatkan waktu yang pendek untuk menulis di blog ini dan segera beralih mengerjakan hal lain. Salah satu sebab ketergesaan ini adalah charger laptop saya ketinggalan di sekolah, padahal baterai laptop ini tinggal setengah saja. 

Agaknya keteraturan saya menjaga barang kembali "teruji". Mulai dari raibnya segenggam spidol papan tulis beberapa warna yang sudah saya kareti, lalu entah dimana kacamata antiradiasi saya (semoga di meja ruang guru), dan terakhir charger laptop saya (semoga ada di labkom 1) yang tadi sempat saya gunakan untuk men-charge laptop saat mencetak lembar telaah soal untuk persiapan ASAJ. Mungkin ini pertanda fokus saya mulai menurun. Bisa juga karena dosa saya terlalu banyak, makanya bisa jadi orang pelupa.😅

Astaghfirullahaladzim



20/03/2024

PPT

Tidak menyangka, beberapa waktu lalu viral masalah perburuan takjil. Tidak hanya warga muslim saja, tetapi warga non muslim juga suka "berburu" takjil. Mulai dari takjil yang dibagikan secara gratis oleh pihak-pihak tertentu, sampai sengaja mengantri membeli di pedagang-pedagang takjil. Sampai-sampai kejadian persaingan mendapatkan takjil ini memunculkan beragam parodi balas dendam atas perayaan agama lain. Misalnya parodi memborong telur saat mendekati hari raya paskah dan berharap para pemeluk agama tersebut terpaksa membeli kinderjoy sebagai ganti telur. 😁

Perkara takjil ini sebenarnya sesuatu yang menyenangkan untuk dibahas. Bila ada sebagian orang berkenan menyisihkan sebagian rejeki untuk berbagi takjil kepada masyarakat, maka tidak sedikit orang yang bersemangat menerima takjil gratisan. Saya pun pernah menerima takjil sejenis ini, khususnya saat saya kuliah dulu. Perjalanan pergi-pulang dari rumah ke kuliah membuat sebagian besar waktu saya habiskan di jalan. Akibatnya, saya sering menyambut tangan-tangan yang mengulurkan takjil di pinggir jalan sepanjang perjalanan Surabaya-Sidoarjo. Itupun tidak setiap jengkal ada orang yang menawari, dan saya juga tidak selalu menyambut tawaran --saya cukup sadar diri kalau sudah dapat cukup takjil.😆

19/03/2024

Remind me

Akhir-akhir ini saya agak takut menjanjikan sesuatu karena mudah lupa. Bila saya menjanjikan sesuatu pada murid saya, misal saya akan menunjukkan daftar alamat blog dari warga kelas tertentu agar mereka mudah mengakses blog mereka... saya meminta salah satu dari mereka mengingatkan saya lewat wa agar saya teringat dan mencarikan data mereka. Bila tidak begitu, saya bisa lupa dan mereka kecewa menunggu daftar alamat yang tak kunjung saya kirim. 

Begitu juga di kehidupan ini, bila suatu hari nanti saya lupa akan sesuatu penting... saya tetap berharap ada orang-orang yang berkenan mengingatkan saya tentang apa-apa yang penting. Bahkan bila seseorang atau lebih merasa saya adalah orang yang mereka anggap penting, mereka tetap berkenan menyapa dimanapun saya berada.

18/03/2024

Ngeri

Sabtu kemarin, saya memperolah bingkisan lebaran dari pihak sekolah. Senang? Tentu saja saya senang, siapa tidak senang dapat minyak goreng, gula, teh, biskuit, sekaleng kental manis, dll. Barang-barang itu juga bisa menyenangkan orangtua saya di rumah. Semacam mendapat hadiah sebelum lebaran. Padahal ramadan masih dapat semingguan.😄

Saat mengamati baik-baik produk-produk yang ada dalam bingkisan, ada rasa tidak nyaman saat mendapati merk beberapa produk yang saya peroleh pernah terpampang sebagai produk yang perusahaannya berafiliasi dengan pihak zionis. Memang produk-produk tersebut di pasaran sedang jatuh harganya, dan bisa jadi .... rekan-rekan yang berbelanja produk untuk bingkisan melihat peluang itu untuk membelanjakan sejumlah uang agar mendapat banyak barang. 😕

Yah, rasa menerima bingkisan itu tidaklah bisa digambarkan dengan jelas. Antara senang tapi ngeri. Memang barang itu adalah pemberian, hanya saja ... tetap terasa kengeriannya.


17/03/2024

Cabe

Beberapa jam yang lalu, saya beserta kedua orangtua saya pergi ke pasar. Walaupun tidak dijadwalkan sebagai family time (tanpa adik dan ipar), sebisa mungkin setiap akhir pekan sehabis shubuh kami gunakan untuk bersama-sama ke pasar. Letak Pasar Gedangan memang tidak terlalu dekat dengan rumah kami, tapi sekian tahun tinggal di sini... kami lebih memilih mengunjungi Pasar Gedangan dibandingkan Pasar Sukodono. Jarak menuju Pasar Gedangan ke rumah kami kira-kira setengah perjalanan dari jarak tempat saya mengajar ke rumah kami. Jadi, seminggu sekali dipandang waktu yang cukup untuk me-restock kebutuhan sayur dan lauk.

Seperti biasa, saat berbelanja saya dan ibu saya akan berpencar menuju penjuru pasar yang berbeda untuk membeli kebutuhan yang sudah direncanakan agar efisien, ayah saya tetap stay di dalam kendaraan. Setelah salah satu dari kami selesai dan menuju kendaraan, barulah ayah saya keluar dan berjalan-jalan bila ingin membeli sesuatu.

Setelah berkumpul dalam kendaraan dan menuju perjalanan pulang, ibu saya bercerita, "Lombok e murah, sepuluh ewu wes oleh lombok gede lombok cilik." Kemudian saya bertanya, "Ditimbang ta ancen tuku 10ewu?" Lalu ibu saya menyahut,"Tuku seprapat kilo."

Memang kali ini, harga cabe terhitung murah. Pembicaraan sepele tersebut merembet ke perkiraan beberapa waktu yang akan datang. Intinya, kami mempertimbangkan bahwa harga cabe akan meroket saat mendekati lebaran... kira-kira 3 minggu lagi. Itu baru perkiraan harga cabe, belum lagi teman-temannya cabe, mereka bakal kompak seiya sekata menangis dan tertawa bersama. Belum lagi harga barang-barang (kue/minyak/gula dll) yang bisa dijadikan hadiah untuk sanak kerabat saat bersilaturrahim di waktu Idul Fitri. Perkara ini mari dipikir nanti saja. 😅

Selamat berakhir pekan, mungkin ada sebagian keluarga yang memutuskan berjalan-jalan... tapi saya hanya akan memanfaatkan waktu akhir pekan ini untuk rebahan dan mengisi rapot sisipan. 😄

16/03/2024

Write-reread-rewrite

Saat saya memutuskan untuk mengurangi akses pembaca lain ke blog ini, -- kecuali bagi pembaca yang pernah berkunjung kemari lalu mempunyai cara untuk balik ke sini -- saya lebih memanfaatkan blog ini untuk sarana belajar menyusun kata. Dalam artian, saya berupaya menuliskan apa yang terpikir dan terlihat menarik secepat mungkin di sini supaya tidak memenuhi kepala. Efeknya, kualitas tulisan saya tidak bisa terjamin akan bermanfaat bagi pembaca yang ke sini. Andai betul ada pembaca yang benar datang kemari bukan karena spam atau pihak tertentu bawaan google, saya minta maaf ya... saya tidak menerapkan "kualitas berbagi manfaat" sejak awal tahun 2024. Misi saya kali ini menghidupkan blog dan (kalau bisa) menuliskan sesuatu sehari satu tulisan. Bisa saja itu tentang kenangan, hal receh, reaksi atas postingan orang, atau hal yang saya anggap serius. Pokoknya random. Saya tidak mengincar publikasi ilmiah atau populer dalam waktu dekat, tapi saya dipercaya untuk mendampingi murid-murid menulis (baik itu GLS, atau kegiatan ekstra KIR). Tentu, menjadi pendamping kegiatan menulis tidak pernah saya impikan sebelumnya. Yang artinya... tidak pernah mimpi terlibat sebagai pendamping menulis, bukan berarti saya boleh mengabaikan dan tidak menjaga atau malas melatih skill di bidang menulis. Justru karena mendapat amanah, saya perlu konsisten melatih diri. Mohon dukung saya.🙏

Seperti judul tulisan ini contohnya, write-reread-rewrite saya lakukan setelah saya memosting tulisan-tulisan di blog ini. Salah satunya pada tulisan yang saya post tadi pagi. Sekitar pulang kerja dan saya baca ulang, rasanya ada yang janggal dan typo di beberapa tempat. Akhirnya saya rewrite pada bagian tertentu yang terasa janggal setelah saya baca kembali. Begitu juga pada postingan lama, tidak jarang sebagian besar saya tarik dari publikasi atau akses umum karena terasa oversharing atau topik itu terlalu ngga penting untuk bisa dibaca pengunjung blog. Saya bisa malu juga perkara tulisan, ngga hanya malu saat ingin menyapa orang yang ditaksir. Ea.. umur berapa saya kek remaja aja? 😀

Oke, sekian klarifikasi penting-ngga penting kali ini. Azan Maghrib sudah berkumandang dari masjid di luar sana... selamat berbuka dan melanjutkan rangkaian ibadah lainnya.