25/04/2024

Masih penghujan

Beberapa waktu yang lalu, kemarin atau dua hari yang lalu saya menulis komentar di salah satu saluran* instagram yang dibuat rekan bookstagram dan beranggotakan sekitar tujuh puluhan orang. Admin bercerita tentang harinya, dan saya mengomentari dengan kalimat,"hujan turun tapi tetep panas, mungkin kemarau sudah di depan mata." Ternyata, beliau juga membalas komentar dengan hal senada.

17/04/2024

Kabar menyedihkan

Pagi tadi, ada briefing mendadak terkait dengan keputusan terbaru berkaitan dengan bupati kota saya tinggal. Kurang lebih isi briefing yang disampaikan langsung oleh Ibu Kepala Sekolah adalah dua orang yang sudah naik jabatan dan telah bekerja di dua instansi berbeda akan kembali ke sekolah kami dua hari lagi. Alasan pembatalan dijelaskan pada artikel ini.

15/04/2024

Keluarga

Kemarin malam, sepupu saya berkunjung bersama keluarga kecilnya. Kebetulan kami adalah pengajar di sekolahan dan topik yang kami obrolkan pun tidak jauh-jauh dari apa yang kami temui sehari-hari berkaitan dengan murid.

"Gimana Mbak rasanya ngajar anak SMP?" Tanya salah satu dari mereka kepada saya

 "Ya kalau kelas 7 wadulan*. Kalau kelas 9 beda lagi nakalnya." Jawab saya

"Anak SMP masih ada yang wadulan?" Tanya sepupu saya yang mengajar sebuah SD

13/04/2024

Cerita yang tidak meyakinkan

Dua hari yang lalu, saya melewati satu tempat yang biasa saya kunjungi saat saya kecil. Tentu saja beberapa memori akan kegiatan di sana juga otomatis terputar dalam kepala. Tempat di mana saya perlu bersepeda sekian menit dari rumah kakek saya, tempat saya berburu tanda tangan khatib tarawih dan kultum shubuh saat ramadan, tempat mengaji, dan tempat di mana kakek saya pernah menjadi 'orang penting' di sana. Tempat ini berada di Sepanjang, dan beberapa tahun ini berkembang pesat dengan adanya TK ABA. Tempat ini😁bernama Masjid Mujahiddin.

Foto Masjid diambil dari dalam mobil, ngeblur πŸ˜…

11/04/2024

2 Syawal 1445 H

Selama masa lebaran ini, Alhamdulillah tidak ada hal-hal menyakitkan yang terdengar. Entah kenapa beberapa hari ini terasa baik-baik saja. Mungkin pertanyaan-pertanyaan yang ada sudah terasa biasa. Bisa jadi karena 'penerimaan' mereka atas kondisi saya yang tidak segercep kerabat lain untuk memperoleh 'the only one' sudah dalam level maksimal. Bahkan bila ada yang bertanya, herannya... saya juga bisa menjawab dengan ringan tanpa merasa terlalu terbebani. Mungkin efek 'perjalanan istimewa', saya sudah pasrahkan masalah satu itu di sana. Loss, dan tidak mau dipaksa-paksa untuk dikenal-kenalkan. Sudah cukup banyak orangtua yang berharap anaknya bersama saya, tapi anaknya sendiri tidak mau karena rata-rata sudah punya 'someone else'. Sedangkan saya tidak berminat untuk bersaing, apalagi berpikir menjadi yang ke sekian. Jadi saya nunggu yang beneran mau dan setia sama saya saja. πŸ˜„

Lebaran kali ini rupanya saya banyak bertemu dengan kerabat yang saling berbagi kebahagiaan di 'perjalanan istimewa' mereka. Beragam kisah dan tantangan rupanya tidak menyurutkan para pencerita untuk kembali ke Baitullah. Bahkan kami berupaya agar seguyon-guyonnya kami ....kami harap bisa balik ke sana. Se-ngayal-ngayalnya kami, rasanya seru bisa berangkat bareng banyak sanak saudara. Wah, membayangkannya saja sudah menyenangkan. πŸ˜†

Terakhir, lebaran kali ini rasanya saya 'melunak'. Selama ini saya merasa saya makin tua, sayangnya saya tidak menyadari bahwa 'senior-senior' saya jauh lebih menua. Rambut memutih di sebagian besar area kepala, raut wajah yang terlihat lelah, serta ukuran badan yang meramping. Rasanya saya beneran merasa bersalah bila sampai ada konflik selama lebaran. Alhamdulillah, tiga hari berinteraksi dalam rangka lebaran.... Saya maupun anggota keluarga yang lain tidak menemui konflik dengan sanak kerabat yang belum tentu bertemu sehari-hari. 

09/04/2024

The last day in ramadan

Mendengar kumandamg takbir di masjid sekeliling rumah, hawa-hawanya besok lebaran Idul Fitri akan berlangsung serentak, tidak ada perbedaan hari. Yang artinya, malam ini perlu berangkat ke rumah nenek untuk berkumpul dan berkeliling ke rumah kerabat dari jalur nenek. Agak lain memang tradisi di sini. Silaturahimnya dimulai sejak malam takbiran. Tentu saat lebarannya berbarengan. Bila berbeda, lain cerita. Akan dipilih malam takbiran yg hari rayanya lebih lambat. Maklum di keluarga dari garis nenek (ayah) ini warganya berasal dari 2 ormas Islam yang berbeda. 

Selain menandai waktu mulai bersilaturahim ke sanak kerabat, itu artinya saya perlu mempersiapkan mental. Semacam saya perlu menyiapkan hati dan lisan agar tidak menyerang siapa saja yang kata-katanya tertangkap telinga saya dan membuat saya tidak nyaman. Tidak mudah, tapi akan saya usahakan. πŸ˜„

Selamat berlebaran. Semoga segala amal ibadah kita selama Ramadan diterima oleh Allah SWT. 🀲🏻

05/04/2024

Menjelang libur

Pagi ini, saya piket menyambut siswa/i di dekat gerbang utara sekolah bersama seorang guru lainnya. Waktu mendekati pukul 06.55 WIB, Ibu Kepala Sekolah memberi tanda dari kejauhan (beliau berdiri di gerbang selatan bersama staff waka kesiswaan) untuk segera menutup pagar. Tak pelak, gerbang pun saya geser dengan kecepatan konstan tanpa berhenti. Murid-murid yang masih di luar pagar pun segera bergegas berlari memasuki area sekolahan melewati gerbang yang semakin menutup. Hingga saat tinggal sedikit jarak gerbang dengan ujungnya, saya dikagetkan dengan sesosok siswa yang menyelipkan badannya tanpa suara dan berhasil melewati celah yang tidak seberapa lebar itu. Kaget? Jelas! Tidak ada teriakan atau sapaan, dia dengan santainya berhasil melewati pagar yang akan menutup. Bayangkan kalau pagar itu menghimpit badannya atau mengenai kepalanya. Gerakannya mirip iklan WRP, tapi beda. Tau iklan WRP kan?πŸ˜…

01/04/2024

Misterius

Barusan saya scrooll explore yang makin hari banyak reels postingan agamis. Mulai konten yang menayangkan dai-dai menyampaikan materi tertentu disertai komentar para netijen yang ramai berselisih paham (yang sebenarnya sangat memotivasi untuk buka buku-buku agama lagi, atau ngecek putusan tarjih tentang pasal tertentu karena ketidakhapalan saya mengenai bab yang dibahas). Ada konten baitullah yang menyenangkan karena teringat ada satu rekan guru pengajar sedang umroh sampai Idul Fitri bersama suaminya (wihi umroh πŸ˜πŸ˜†πŸ₯³). Trus ada juga konten muthawif dengan segala gayanya yang rata-rata lulusan timur tengah. Lalu makin banyaknya konten muslimah tapi bahasnya semacam cara-cara upgrade diri demi mendapat jodoh terbaik. Terakhir, ada satu konten yang dulu pernah muncul dan cukup "mengagetkan" karena berbentuk iklan. Kali ini bentuknya juga iklan, hanya saja beda redaksi dan tayangan. Iklan itu adalah iklan kain kafan.

Jelas saja iklan ini lumayan bikin merinding. Habis lihat mbak-mbak dan mas-mas berpenampilan agamis, semuanya seakan ngga menghibur lagi dengan adanya iklan kain kafan ini. Seakan apa yang tayang sebelum saya lihat kain ini beneran ngga ada apa-apanya.

Kalau tayangan mbak dan mas sebelumnya yang komentarnya masih banyak hal-hal yang mengandung, "Ya Allah kasih saya yang satu begini." Maka kolom komentar iklan itu ngga ada yang 'semanis' itu. Rata-rata beneran sudah ingat tentang kemana kain itu akan digunakan. Iklan kain kafan itu memang seakan bertanya pada pemirsa kurang lebih, "Sudah siapkah Anda mengenakan sesuatu sejenis saya?" Hiyaaa ... 

Melihat iklan itu, saya teringat ada yang pernah bertanya pada saya (saya lupa, saya mendapat pertanyaan ini darimana, entah dari kuis/orang lain/diri sendiri saat gabut mikir random) "Hal apa yang termasuk misterius dalam hidup ini?" Bisa dipastikan saya menjawab, salah satunya adalah ajal. 

Selamat merenung, dan semoga mendapat lailatul qadar bagi siapapun yang sedang berusaha. 

31/03/2024

Hati-hati

Kemarin, salah satu tetangga bercerita tentang adanya kabar yang memprihatinkan. Salah satu tetangga kami menjadi korban copet saat beliau berbelanja jajanan. Lalu cerita itu merembet pada cerita adanya korban-korban kejahatan lain seperti tidak amannya ibu-ibu memakai kalung emas menyapu di halamannya sendiri, serta adanya curanmor. Mereka bilang, "Mendekati lebaran, banyak maling berkeliaran." 

Sebenarnya, sikap 'hati-hati' tidak hanya perlu kita lakukan untuk menjaga harta benda kita, tapi juga pada aktivitas kita menjelang berakhirnya ramadan. Lihat saja tantangan menjelang akhir ramadan yang datang bertubi-tubi, mulai adanya ajakan bukber (buka bersama), hingga promo sale mall dan supermarket.

30/03/2024

Nge-war Labkom

Hari ini hanyalah satu hari di akhir pekan. Bukan hari terakhir sebelum liburan menjelang lebaran. Bahkan "hawa-hawa"-nya lebaran liburnya hanya sedikit saja. Mau merutuk dan mendoakan hal buruk untuk jajaran dinas plus bupati Sidoarjo rasanya kurang pantas. Bukankah doa itu akan terpantul? Jadi perlu doa yang baik-baik saja seperti kesehatan dan kualitas libur yang maksimal bersama keluarga dan kerabat. 

Di hari akhir pekan ini, saya masih ada jam mengajar. Tentu mengajar informatika sangat terfasilitasi kalau menggunakan labkom. Lebih-lebih saat materinya praktik. Labkom sangat bermanfaat untuk membantu siswa/i mengoperasikan komputer dengan jaringan internetnya. Apalagi saya mengajar kelas reguler (bukan kelas percepatan) di mana latar belakang ekonomi siswanya beragam, baik siswa yang diterima lewat jalur zonasi maupun jalur affirmasi. Artinya siswa/i tersebut ada yang berasal dari keluarga berkecukupan, dan tidak sedikit dari keluarga tidak mampu. Dengan demikian, mengajak mereka ke labkom lebih saya sukai dibanding harus berkata "Silakan membawa laptop di pertemuan selanjutnya, bagi yang punya di rumah." 

Labkom di sekolah kami ada 3, salah satunya digunakan untuk guru dan jumlah komputernya kurang memenuhi kebutuhan siswa satu kelas. Satu kelas siswa sekitar 35 untuk jenjang kelas 9, dan kelas 7 rata-rata 36-37 siswa. Hanya 2 labkom lain yang bisa digunakan siswa dengan jumlah sekian.

Secara kasat mata, sebenarnya keren sekali sekolah sudah punya sekian labkom. Masalah muncul saat dalam sehari ada 3-4 guru informatika ingin menggunakan labkom. Tentu komunikasi diperlukan saat ingin menggunakan labkom. 

Sebenarnya, dari dua labkom yang berkapasitas besar salah satunya berkualitas "nyaman". Dalam artian, 4 AC-nya bisa digunakan (dingin), lampu labkom semua berfungsi dengan baik, dan kabel HDMI untuk layar LCD sudah terpasang. Singkat kata, labkom ini menjadi incaran banyak guru. Berbeda dengan labkom terakhir, ruangannya memang lebih luas tetapi bekas lab IPA. AC-nya tidak terlalu dingin dan siapapun yang ingin menggunakan semua AC-nya (ada 3 AC) harus memperhatikan berapa banyak listrik yang dipakai untuk menyalakan elektronik dalam ruang-ruang dengan jalur listrik si labkom ini. Maksudnya, bila dua labkom sebelah sudah menyala seluruh ACnya, atau kombinasi dari ruang-ruang ini dipakai: ruang pertemuan dipakai-ruang agama non islam-ruang musik, labkom terakhir ini harus mengalah menyalakan 2 AC saja. Lampu labkom ini juga tidak seterang labkom incaran, bahkan sering mati sendiri. Awal saya menggunakan labkom ini, saya kaget dan merasa ada yang 'ngerjain', tapi saya sudah sering pasrah atas kondisinya demi bisa pakai komputer dan internet dalam pembelajaran. Murid-murid kelas saya yang sering saya bawa ke sini pun juga sudah terbiasa, kecuali murid kelas lain (murid bimbingan) yang menemui saya di sini -- dia semacam heran saat saya kerja di tempat seperti itu. Kelebihannya, LCD di labkom ini sudah terpasang di atas dan terhubung dengan kabel VGA, saya hanya perlu membawa kabel HDMI untuk menghubungkan LCD ke laptop saya. Selain itu, tempat ini juga bisa nyaman dibuat "semedi", saya pernah mengerjakan sesuatu yang membutuhkan konsentrasi tinggi dan Alhamdulillah tidak diganggu siapapun juga (baik manusia ataupun yang tak kasat mata, semoga yg terakhir ini sampai kapanpun tetap tidak gangguin).

Kembali ke masalah berebut labkom. Ternyata... tidak semua guru "oke" menggunakan labkom terakhir. Mereka lebih "nge-war" untuk mendapatkan labkom "nyaman". Idealnya beberapa dari mereka janjian untuk pakai labkom yang mana. Sayangnya... saya sering meruntuhkan keidealan itu. Beberapa kali saya langsung masuk labkom itu, menginformasikan murid kelas saya (biasanya kelas 9 saat pakai lab itu) agar segera ke lab, dan sering lupa untuk mengabari rekan yang lain untuk memakai lab "nyaman" itu. Hasilnya .... Tentu salah satu dari beberapa orang yg "janjian itu" kecewa berat karena tidak bisa pakai labkom "nyaman". Semacam, saya ngga ikut janjian, tapi ikut pakai labkom itu dengan cara langsung datang ke TKP mendahului kedatangan mereka semua. Maaf ya πŸ˜…. Saya pun baru tahu kalau ada yg sudah janjian dulu. Dengan adanya saya, rasanya memanfaatkan labkom sudah semacam nge-war labkom saja. 

Memang idealnya, wa grup itu dipakai untuk menulis pesan, saling janjian, tapi... saya sering melupakan itu dan seringkali kaki saya bergerak lebih cepat daripada jemari saya. Maaf πŸ˜†πŸ™

29/03/2024

3 days left

Tiga hari lagi bulan Maret akan berakhir, dan saya berencana akan mengakhiri misi menulis blog tiap hari pada bulan ini menjadi beberapa hari sekali, atau beberapa minggu sekali, entahlah... masih tentatif. Maklum, saya juga ingin memaksimalkan ibadah ramadan menjelang lebaran. Selain itu saya juga merasa perlu jeda untuk mencari ide menulis artikel "beneran". 😁 

Sebenarnya hari ini saya ingin menuliskan tentang "Cara menghadapi orang yang iri dengan kita". Lebih-lebih bahasan ini cukup penting untuk membekali diri mempersiapkan even silaturahim sekitar lebaran disamping pertanyaan yang umum didengar seputar kata tanya "kapan". Salah satu contohnya adalah "Kapan nikah?"πŸ˜…

28/03/2024

Kekonsistenan profesi

Tadi, saat saya pulang dari sekolah... ban motor saya menunjukkan tanda-tanda bocor. Kempes, tapi tetap saya naiki motor saya sampai menemukan tukang ban yang letaknya lumayan jauh bila ditempuh dengan cara mendorong motor. Setelah dicek oleh seorang ahli tambal ban, benarlah dugaan saya bahwa ban tersebut bocor. "Bocor alus," ujar si ahli tambal ban.

Melihat tukang tambal ban bekerja, saya teringat banyak orang sejenis tetap setia dengan pekerjaannya. Maksudnya, ada orang-orang tertentu yang tetap bekerja di bidang yang sama dalam waktu yang lama. Saya belum pernah bertanya pada mereka yang bekerja demikian alasan apa yang membuat mereka tetap melakukan profesinya bertahun-tahun tanpa beralih menjadi seseorang yang berprofesi lain. Hanya saja... saya melihat orang-orang demikian konsisten bekerja di bidang yang sama.

27/03/2024

Nasib para buku

Belum genap 10 tahun saya menemukan "circle" atau orang-orang yang suka baca di instagram. Akan tetapi saya bersyukur sudah mencoba membuat akun di aplikasi itu yang memberikan kesempatan saya mengenal beragam genre buku, khususnya fiksi. Maklum, di dunia nyata... saya tidak banyak bertemu pembaca buku. Beberapa teman kuliah saya juga suka buku, tapi tidak banyak rekan kerja yang pembaca buku.

Keluarga saya pembaca buku, tapi tidak semua. Ayah saya suka baca, tetapi saya mengenal banyak bacaan dari kakek saya--ayahnya ibu saya. Lebih tepatnya, saya tahu buku-buku Hamka dari koleksi beliau dengan ejaan lama. Kurang lebih 3 tahunan saya tinggal bersama kakek nenek saya ketika saya mengenyam sekolah dasar+diniyah di tingkat akhir, dan pulang ke rumah orang tua saya saat sabtu sore. Selama itulah saya yang punya jiwa "kepo" suka mencari bacaan anak-anak seperti majalah mentari dan komik lawas nabi-nabi --yang saya lupa penerbitnya-- di antara buku-buku Islam yang susah saya mengerti saat itu.