24/10/2016

SERBA-SERBI BAZAAR BIG BAD WOLF DI SURABAYA

Halo.... Sekarang saya mau menyampaikan hal yang tidak terlalu umum dibahas oleh pengunjung lain dari suatu acara bazaar buku. Iya, karena banyaknya rasa penasaran dari teman-teman yang belum berkunjung ke bazaar buku Big Bad Wolf (BBW) dan beragamnya pendapat teman-teman lain yang telah berkunjung, maka saya merasa ingin ikut menambah bahan pertimbangan bagi teman-teman yang masih galau antara jadi berkunjung atau tidak. Masih mau melanjutkan membaca? :D


Suasana di dalam Jatim Expo

Surabaya menjadi kota kedua di Indonesia – setelah Jakarta, sebagai tempat diselenggarakannya acara bazaar buku kelas internasional Big Bad Wolf (BBW).  Berlokasi di gedung JX Internasional (Jatim Expo), acara ini menawarkan potongan harga besar-besaran. Acara yang resmi buka mulai tanggal 20 – 31 Oktober 2016 ini memberi kesempatan calon pengunjung untuk berbelanja 24 jam nonstop (kecuali tanggal 31 oktober hanya sampai jam 22.00 WIB). Namun, ternyata tidak semua pengunjung puas setelah mengunjungi event ini. Kira-kira 'ketidaknyamanan' apa saja yang dialami pengunjung dari acara ini? Tanpa melakukan polling dan survey, serta hanya berbekal komentar beberapa pengunjung, berikut ini sedikit pengamatan dari komentar yang ada (bercetak tebal) dan alasan yang kemungkinan menjelaskan mengapa komentar tersebut muncul (penjelasan di bawahnya).


Beberapa pengunjung bilang, ‘Tidak ada buku berbahasa Indonesia’

Sebenarnya ada. Namun kita disini mau membahas kemungkinan ‘kenapa sih kok mereka sampai bilang TIDAK ADA padahal jelas-jelas ADA'. Kemungkinan hal ini terjadi dikarenakan:
  • Pengunjung tidak tahu jenis buku apa yang dijual di acara ini. 
Kalau melihat poster acara ini tertempel di tempat tertentu atau sekedar melihat tanpa membaca informasi tambahan, memang tidak bisa menunjukkan tanda-tanda acara ini menjual buku import. Buku diskon merupakan angin segar bagi penggemar buku. Tak salah bila pengunjung yang hanya mendengar ‘Ada pameran buku diskon’ tanpa mengetahui buku apa saja yang dijual, bisa langsung tancap gas menuju lokasi. Saya mengetahui acara ini menjual buku import juga dari penulis Dimensi Kata yang men-share kabar ini melalui facebook, lalu saya mengakses informasi langsung dari website resminya, dan searching sebanyak-banyaknya mengenai penyelenggaraan acara ini di negara lain. Jika teman-teman ingin mengecek jenis buku apa saja yang dijual, sebaiknya kunjungi www.bigbadwolfbooks/id terlebih dahulu agar tidak menyesal kemudian. Meskipun ada buku berbahasa Indonesia, jumlahnya masih lebih sedikit dibandingkan buku berbahasa Inggris. Bisa juga para pengunjung ini benar-benar tidak tertarik dengan buku berbahasa Indonesia yang ditawarkan. Mereka ingin buku-buku yang sesuai dengan minat mereka tapi mungkn hanya bisa menemukan dalam versi bahasa Inggris tanpa terjemahan berbahasa Indonesia.


http://www.bigbadwolfbooks.com/id/


Harga masih mahal, tidak ada diskon!

Mahal? 

  • Perbandingan harga bazaar buku di tempat lain vs BBW
Saat acara bazaar ini dibuka, terdapat acara cuci gudang Gramedia di bagian lain Surabaya. Di acara Gramedia tersebut buku di jual mayoritas berbahasa Indonesia dan paling murah sekitar Rp.5.000,00 an. Nah bila melihat sekilas tanpa pertimbangan apapun, hanya bermodal jenis buku mayoritas  yang dijual beserta harganya, maka bisa dikatakan buku-buku di BBW terkesan relatif mahal karena didominasi buku import. Buku-buku dari Mizan berbahasa Indonesia dibandrol mulai Rp. 10.000,00 (maaf bila ada pembaca yang menemukan harga lebih murah, kalau saya tidak salah lihat ada yang Rp. 8.500,00 atau kurang, untuk edisi anak-anak) dan buku import dihargai (kurang lebih) Rp.45.000,00 s/d lebih dari Rp. 150.000,00 (biasanya ensiklopedia yang sebesar album foto ukuran besar).
  • Preferensi atau selera
Tidak semua orang memiliki selera yang sama dalam membeli buku. Entah itu berkaitan dengan pendapat ‘murah’ atau ‘mahal’, atau sekedar ‘bagus’ atau ‘jelek’. Apalagi sekarang sudah jamannya e-book dan tidak sedikit orang lebih menyukai bentuk digital daripada buku cetak. Hingga akhirnya, ‘buku nya mahal-mahal’ pun juga terkait dengan pertimbangan tiap pengunjung. Yang jelas, pilih lah buku sesuai kebutuhan dan kemampuan. Tidak perlu mengikuti pengunjung lain mengenai hal-hal ‘buat inventasi untuk masa depan’ atau ‘mumpung ada kesempatan’ bila memang dirasa tidak perlu. Bukankah kita sendiri yang bayar pembelian buku kita, bukan orang lain kan? Kecuali kalau kalian buka Jasa Titip pembelian buku (JaTi) atau hanya sekedar Reseller. 
  • Belum mengadakan riset kecil-kecilan sebelum berbelanja di BBW
Sebagian besar buku yang dijual adalah buku import yang berbahasa Inggris. Maka bandingkanlah harga yang berlaku di pasaran dengan harga yang dijual di bazaar BBW. Bagaimana cara membandingkannya dengan harga pasaran? Coba kunjugi situs-situs yang menjual buku yang berasal dari luar negeri dan perhatikan harganya (misal amazon.com). Tentu saja, menurut saya, kita tetap mendapat potongan besar di event BBW dari pada membeli di situs tersebut. Terlebih bila pengiriman buku yang kita pesan dilakukan dari luar negeri, biaya shipping tentu saja tidak sedikit.

Selain buku berbahasa Inggris, saya juga mendapat buku-buku dari Mizan (berbahasa Indonesia) seharga Rp.10.000. Sebelum ke acara ini, saya telah mengecek harga buku tersebut di situs online dan memiliki harga yang nyaris sama – dikarenakan buku sudah masuk stok lama dan perlu order terlebih dahulu untuk diambil di gudang penerbit.  Kalau teman-teman berkeberatan melihat harga buku-buku melalui online, bisa juga mengunjungi toko buku favorit kalian. Lagi-lagi buku dari Mizan yang saya dapatkan di BBW ‘lebih murah’ dari toko-toko online tertentu karena tanpa tambahan ongkos kirim. Nah dengan demikian, teman-teman perlu mengecek terlebih dahulu buku-buku di luar acara BBW agar yakin buku yang akan dibeli benar-benar sesuai harapan.
  • Salah paham
Hal ini dikarenakan tidak semua buku dilengkapi label harga asli dan harga setelah diskon. Saya menemukan buku yang dilengkapi harga asli dalam bentuk kurs dollar dan tempelan harga dalam bentuk rupiah (maaf saya tidak memfotonya). Pengunjung bisa jadi mengabaikan keterangan ini. Sehingga, pengunjung yang tidak tahu menahu soal ini (termasuk pengunjung yang tidak mengecek website) merasa tertipu ketika menganggap sebuah buku dengan tempelan harga Rp.70.000,00 belum termasuk diskon, dan bertanya … Apanya yang diskon?? Masih mahal gitu!! Padahal harga tempelan dalam kurs rupiah itu sudah termasuk setelah diskon. Jika perlu bertanya lah pada mbak/mas penjaga stan. Nah, itulah pentingnya mengecek websitenya terlebih dahulu. Memang tidak semua buku yang berada di BBW tercantum dalam website nya. Minimal kita dapat mengetahui gambaran berapa harga asli dan potongan yang ditawarkan untuk setiap buku.

Buku ini tidak ada label harga "sebelum diskon"
Bandingkan dengan tampilan pada halaman website berikut.

Tampilan harga buku sebelum dan sesudah diskon pada web

Nah terlihat perbedaannya bukan? Langsung datang ke BBW begitu saja tanpa mengeceknya terlebih dahulu (tanpa cek web BBW dan web situs lain) dapat mengakibatkan keputusan cepat mengenai 'mana diskonnya?'

Saya tidak menemukan buku yang saya cari
  • Posisi buku tidak diketahui
Berbekal list di tangan (hasil lihat-lihat web BBW Indonesia) saya menuju meja-meja yang saya perkirakan akan segera menemukan buku yang diinginkan. Hasilnya? Wow lama!!! Saking banyaknya buku, saya tidak berhasil menemukan beberapa buku yang saya cari bahkan dengan bantuan mbak-mbak penjaga stan. Banyak kemungkinan sih ini terjadi. Misalnya: tidak semua buku yang hendak dijual pihak BBW telah ditata di atas meja, bisa jadi masih ada dalam kardus-kardus penyimpanan. Kemungkinan lain, saya sangat payah dalam mencari segelintir buku di antara lautan buku, mengingat beberapa buku saya dapatkan di meja ber-genre tidak semestinya. Terakhir, mungkin buku yang saya cari telah habis. Jangan bayangkan event ini dilengkapi computer untuk mengecek letak buku  seperti di toko-toko buku. Tidak ada!!! Sama seperti hal nya di event buku murah lainnya, tidak ada alat bantu seperti ini. Jadi siapkan fisik ya!


  • BBW tidak menjual buku yang kita cari
Hampir sebagian besar pengunjung berharap menemukan karya penulis tertentu. Namun perlu diingat, selalu ada kemungkinan bahwa pihak BBW tidak menjual karya tersebut. Buku yang dijual sebagian besar bukan merupakan buku terbitan baru*, tapi tahun-tahun sebelum tahun ini. Bahkan buku-buku jaman saya SMA dulu dapat saya temukan di sini – meskipun saya tidak membelinya – misal Who Moved My Cheese. Nah para calon pengunjung perlu tahu bahwa tidak ada penjualan manga dan manhwa tetapi ada banyak graphic novelsPengen buku lain yang menarik tapi tidak masuk di daftar keinginan? Saran saya silahkan saja membeli buku tersebut setelah memperkirakan isi buku. Paling tidak, kita perlu membaca beberapa review pembaca di situreview buku (misal goodreads.com) atau blog pribadi pembaca lain melalui ponsel (dengan paket data) atau sekedar membaca beberapa konten pada buku tersebut (mengecek tulisan di bagian belakang buku, daftar isi, dan mengecek beberapa halaman dari buku yang ditaksir).

Pembayaran agak ribet

Sebenarnya, ada banyak kasir di dalam gedung Jatim Expo ini, mungkin sekitar 30 lebih. Beberapa kasir diperuntukkan untuk pembayaran secara cash dan beberapa kasir untuk yang membayar dengan menggunakan kartu debit dan kredit, itu pun dibagi atas nasabah dari bank mandiri dan selain dari bank mandiri. Nampaknya, pengunjung lebih banyak yang membayar dalam bentuk cash (termasuk saya). Akibatnya antrian dari jalur cash membludak dan diarahkan menuju kasir-kasir non-cash. Nah, sebagai pembeli yang pernah ‘terdepak’ ke kasir-kasir non-cash (ada yang menyebutnya jalur expressmaka beberapa orang dan saya mengalami beberapa pengalaman berikut terkait pembayaran yang melebihi Rp.150.000,00 (misal beli 3 buku dengan harga @Rp.70.000,00 sudah termasuk jenis ini). Apa saja pengalamannya?


salah satu cashier yang melayani pembayaran cash atau tunai

  • Beberapa pengunjung berkomentar mereka tidak bisa membayar secara cash lebih dari Rp.150.000,00. Lebih dari itu disarankan menggunakan salah satu pembayaran dari cara berikut: kartu kredit, kartu debit, e-money, atau bahkan menggunakan e-cash. (Pengetahuan saya minim tentang produk e-money dan e-cash ini >.< )
  • Beberapa pengunjung yang berbelanja lebih dari Rp.150.000,00 tetap bisa membayar secara cash dengan cara kasir membagi laporan pembayaran dalam bentuk 2 struk pembelian (atau lebih). Struk pertama berisi barang pembelian senilai Rp.150.000,00 dan sisa pembelian lain dicantumkan pada struk kedua. Bagaimana kalau lebih dari Rp.300.000,00? saya belum pernah dengar pembeli menerima 3 struk. Kemungkinan besar mereka bayar non-cash, atau melakukan transaksi di jalur cash. Waktu preview sale, ada lho pembeli membayar cash senilai hampir sejuta di kasir jalur cash.
  • Saya mendapatkan kemudahan memperoleh satu struk langsung untuk pembelian lebih dari Rp.150.000,00. Memang pada saat awal, dua petugas yang bekerja di balik meja kasir sempat berdebat dan menawari saya ‘apakah tidak keberatan menerima dua struk?’ tapi berhubung mereka kemudia bersepakat bahwa tidak ada masalah menggunakan satu struk maka saya pun menerima satu struk.
Nah sampai di sini yah beberapa hal yang tertangkap selama saya terlibat dengan pendapat teman-teman saya mengenai acara BBW ini, sekaligusedikit pengalaman ketika ikut menghadiri acara preview sale BBW. Bila ada koreksi atau tambahan ide boleh dibagi di kolom komentar. Mengingat sudah banyak tulisan yang mengulas tips berbelanja nyaman di acara BBW ini, saya hanya berpesan selamat berbelanja dengan efektif dan effisien. :)
  
Keterangan tanda *
http://www.thejakartapost.com/life/2016/05/05/beware-of-big-bad-wolf-10-fun-facts-about-the-book-sale.html

No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kesan dan pesan nya. Jangan kapok dan sungkan untuk berkunjung kembali :)