25/12/2017

Throwback 2: Tour pendek untuk para calon siswa

Halo, kali ini saya ingin membagi pengalaman dalam menemani kerabat mencari sekolah. Kalau kita beranggapan bahwa kemampuan akademik berada di urutan pertama dalam mencari sekolah, itu  bukanlah hal yang salah. Bisa dibilang ini adalah prinsip mendasar untuk menentukan ‘sebaiknya’ seseorang itu bersekolah ‘dimana’ agar ia dapat menyerap informasi dan terampil sesuai kemampuan yang ada. Idealnya, bersekolah sebaiknya tidak menjadikan dia merasa tertekan, frustasi, dan kurang nyaman untuk belajar. Itu idealnya, realitanya…banyak hal yang perlu diperhatikan juga ketika memilih sekolah seperti jarak tempuh, kondisi lingkungan sekolah, dana, dan hal yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Selanjutnya... apakah dalam tulisan kali ini saya akan berbagi tentang apa saja yang diperlukan seseorang memilih sebuah sekolah? Tidak. Bahasannya akan terlalu luas dan perlu banyak pihak yang perlu diamati. Saya hanya menuliskan satu kegiatan yang menurut saya bisa menambah sedikit motivasi seseorang dengan cara mengunjungi beberapa sekolah lanjutan. Kegiatan ini saya lakukan ketika adik sepupu saya berada di kelas IX.

23/12/2017

Throwback I: Ada Voucher belanja buku di event Big Bad Wolf Surabaya 2017

Sebelumnya, saya pernah menulis tentang apa saja yang bisa saya temukan dalam acara Big Bad Wolf (BBW) Surabaya 2017. Mulai dari bagaimana mendapatkan tiket preview sale sampai fasilitas apa saja yang  ada dalam acara tersebut. Nah, ternyata.. saya masih mempunyai cerita lain tentang acara ini yaitu adanya hadiah voucher belanja buku di event BBW Surabaya 2017. Wow, bagaimana mendapatkannya?

Sebenarnya ada beberapa cara mendapatkan voucher belanja buku dalam event ini, tapi saya akan menuliskan cara melalui jalur blogger saja. Oke, yuk ikutin cerita lain sebelum Preview Sale dan berkesempatan mendapat voucher belanja buku di event BBW ini.

Tiket Preview sale BBW Surabaya 2017

20/12/2017

Apa manfaat menulis?

Semakin ke sini, seringkali saya merasa ragu untuk memosting tulisan dalam blog ini. Padahal blog ini ‘punya’ saya sendiri, tapi entah kenapa saya agak merasa ‘eman’ kalau sekedar menuliskan ‘curcol’ kehidupan sehari-hari tanpa arti. Rasanya kurang bermakna bila isi yang ada kurang membantu banyak orang yang tidak sengaja terdampar di blog ini.

Beberapa rekan blogger telah ‘mengupgrade’ konten blog mereka dari cerita kehidupan sehari-hari menjadi hal-hal yang menjual. Alhasil, tulisan yang ditampilkan dalam blog mereka pun sarat informasi tentang produk tertentu. Ada hal yang ‘mencerahkan’ bagi pembaca tertentu, sekaligus mampu memberikan penghasilan bagi para penulisnya. Contoh lainnya lagi, ada teman yang memutuskan untuk memisahkan blog pribadi dengan sesuatu – yang menurutnya, hal yang lebih serius – dalam dua blog yang berbeda. Yang akhirnya membuat saya bertanya pada diri sendiri “Apakah saya tertarik mengikuti jejak salah satu dari kedua golongan yang ada?” Seketika saya menjawab, “Sepertinya belum.”